Sabtu, 22 Oktober 2011

Makalah Global Warning


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.


B. Tujuan
            Siswa dituntut untuk memahami apa yang terjadi dalam sekitar kita atau keadaan dilingkungan hidup kita, dengan cara itu siswa agar dapat betapa pentingnya kelestarian lingkungan kita.








BAB II
PEMANASAN GLOBAL

A. Pengertian dan Penyebab dari Pemanasan Global ( Global Warning)
Pada intinya, pemanasan global adalah peningkatan suhu udara di permukaan Bumi dan di lautan yang dimulai sejak abad ke-20 dan diprediksikan terus mengalami peningkatan. Sebagian besar ilmuwan menggunakan terminologi perubahan iklim daripada pemanasan global. Asumsinya adalah, yang terjadi sekarang ini tidak hanya fenomena bertambah panasnya suhu udara, tetapi juga iklim yang berubah-ubah. Kenapa itu bisa terjadi? Semuanya berasal dari bertambah panasnya suhu udara di Bumi. Arus angin dan laut lalu memindahkan panas ini ke segala penjuru Bumi. Pergerakan tersebut mendinginkan beberapa wilayah, memanaskan beberapa wilayah lainnya, dan mengubah jumlah curah hujan dan salju yang turun ke suatu tempat. Sebagai akibatnya, terjadi perubahan pola iklim global.
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas.2 Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan nitro oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.


B. Dampak dari Pemanasan Global
1. Mencairnya es di kutub utara & selatan
Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya! Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan: HAMPIR SEMUA ES  DI KUTUB UTARA AKAN LENYAP ANTARA TAHUN 2008 - 2012!
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
2. Meningkatnya level permukaan laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan hasil pengukuran level permukaan air laut selama beberapa tahun terakhir). Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
3. Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat. Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas pun Anda sudah dapat melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar Anda belakangan ini. Anda juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Anda juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah terntentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi Anda, Anda dapat juga mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor kecepatan angin, skala, dan kekuatan badai dari tahun ke tahun, curah hujan dan badai salju di China juga terus memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun. Anda dapat mencermati informasi-informasi ini melalui media massa maupun internet. Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.


4. Gelombang Panas menjadi Semakin Ganas
Pemanasan Global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o Celcius! (Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius). Suhu di St. George disusul oleh Las Vegas dan Nevada yang mencapai 47o Celcius, serta beberapa kota lain di Amerika Serikat yang rata-rata suhunya di atas 40o Celcius. Daerah Death Valley di California malah sempat mencatat suhu 53o Celcius! Serangan gelombang panas kali ini bahkan memaksa pemerintah di beberapa negara bagian untuk mendeklarasikan status darurat siaga I. Serangan tahun itu memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak.
Pada tahun 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa). Perancis merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak karena tidak siapnya penduduk dan pemerintah setempat atas fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara- negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah Eropa.
Mungkin kita tidak mengalami gelombang-gelombang panas maha dahsyat seperti yang dialami oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui pengamatan dan dari apa yang Anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar Anda. Cobalah perhatikan seberapa sering Anda mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “Panas banget ya hari ini!” Apabila Anda kebetulan bekerja di dalam ruangan ber-AC dari pagi hingga siang hari sehingga Anda tidak sempat merasakan panasnya suhu belakangan ini, Anda dapat menanyakannya kepada teman-teman ataupun orang disekitar Anda yang kebetulan bekerja di luar ruang. Orang-orang yang sehari-harinya bekerja dengan menggunakan kendaraan terbuka di siang hari bolong (misalnya sales dengan sepeda motor) mungkin dapat menceritakan dengan lebih jelas betapa panasnya sinar matahari yang menyengat punggung mereka.
5. Habisnya Gletser- Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Dan sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan!
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.

C. Cara Penanggulangan Pemanasan Global
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan dataran bumi, yang disebabkan oleh banyak hal namun yang paling mendominasi adalah efek rumah kaca, efek umpan balik dan variasi matahari. Pemanasan global memberikan banyak sekali efek negatif, salah satunya yang saat ini kita bisa rasakan adalah perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim.
Namun, sampai sekarang sepertinya belum ada solusi kongkrit yang dapat menanggulangi permasalahan pemanasan global ini. Dunia memang sudah mengadakan konferensi-konferensi untuk membahas penanggulangan masalah ini namun sampai sekarang ini kita hanya disajikan dengan hasil-hasil konferensi yang lebih bersifat teori. Sedangkan, yang kita butuhkan saat ini adalah solusi kongkrit yang masyarakat dunia bisa mempraktekanya dengan mudah dan cepat. Karena masalah pemanasan global ini adalah masalah yang berpacu dengan waktu. Sedikit saja kita salah memperhitungkan waktu kita akan menyesal nantinya.
Kita kembali lagi membicarakan tentang konferensi-konferensi dunia yang telah dilaksanakan untuk membahas tentang penanggulangan pemanasan global. Dulu kita telah mengenal protokol Kyoto, dan baru- baru ini dunia juga telah mengadakan konferensi tentang pemanasan global yang berlangsung di Nusa Dua - Bali tahun 2007 yang lalu yang dikenal dengan UNFCCC (United Nations Framework Conference of Climate Change) . Konferensi tersebut menghasilkan keputusan-keputusan yang akan menjadi jalan untuk mencapai konsensus baru lebih lanjut pada 2009 di Kopenhagen, Denmark sebagai pengganti Protokol Kyoto fase pertama yang berakhir pada tahun 2012 mendatang. Keputusan – keputusan tersebutkita kenal sebagai peta jalan Bali ( Bali road map ).
Menurut saya konferensi–konferensi dunia memang diperlukan untuk membahas masalah ini karena bersifat mendunia. Namun hasil konferensi seharusnya bukan hanya keputusan-keputusan yang menjadi teori belaka. Tapi yang kita dibutuhkan adalah kepastian pelaksanaan keputusan–keputusan konferensi tersebut tersebut dengan ketentuan waktu sesegera mungkin. Karena, efek dari pemanasan global dewasa ini semakin kita rasakan. Jadi menurut saya penanggulangan masalah ini harus disegerakan karena mengancam keutuhan alam semesta dan kehidupan di dalamnya.
Sebagai seorang pelajar mungkin saya lebih menerapkan kepada diri saya sendiri untuk cinta lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh guru biologi saya, kita tidak perlu mengadakan event-event besar yang memfokuskan kepada pelestarian alam seperti penanaman sejuta pohon atau yang lainnya. Tetapi lebih menerapkan pada diri sendiri untuk cinta lingkungan, misalnya kita membeli satu pot tanaman yang kita suka, lalu kita tanam di halaman rumah kita dan kita rawat dengan baik. Memang terlihat sepele, tapi coba kita tanamkan dalam hati kita bahwa dengan satu pot tanaman yang benar- benar kita rawat sendiri itu kita sudah menyumbangkan oksigen untuk dunia dan bayangkan apabila seluruh masyarakan dunia melakuan hal yang sama. Hala yang mungkin kita anggap sepele tadi bisa menjadi hal yang sangat besar manfaatnya. Yaitu meminimalisir dampak dari global warming. Dan bumi akan berterima kasih pada kita !!!






BAB III
KESIMPULAN
Pemanasan global adalah peningkatan suhu udara di permukaan Bumi dan di lautan yang dimulai sejak abad ke-20 dan diprediksikan terus mengalami peningkatan. Sebagian besar ilmuwan menggunakan terminologi perubahan iklim daripada pemanasan global. Asumsinya adalah, yang terjadi sekarang ini tidak hanya fenomena bertambah panasnya suhu udara, tetapi juga iklim yang berubah-ubah.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Sebagai seorang pelajar mungkin saya lebih menerapkan kepada diri saya sendiri untuk cinta lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh guru biologi saya, kita tidak perlu mengadakan event-event besar yang memfokuskan kepada pelestarian alam seperti penanaman sejuta pohon atau yang lainnya. Tetapi lebih menerapkan pada diri sendiri untuk cinta lingkungan, misalnya kita membeli satu pot tanaman yang kita suka, lalu kita tanam di halaman rumah kita dan kita rawat dengan baik. Memang terlihat sepele, tapi coba kita tanamkan dalam hati kita bahwa dengan satu pot tanaman yang benar- benar kita rawat sendiri itu kita sudah menyumbangkan oksigen untuk dunia dan bayangkan apabila seluruh masyarakan dunia melakuan hal yang sama. Hala yang mungkin kita anggap sepele tadi bisa menjadi hal yang sangat besar manfaatnya. Yaitu meminimalisir dampak dari global warming. Dan bumi akan berterima kasih pada kita !!!




KATA PENGANTAR


Makalah ini kami buat untuk membahas sebagaimana mata pelajaran PLH kelas X, sebagai salah satu materi dari segala ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan,  oleh karena itu PLH memiliki sifat organisasi tinggi karena merupakan landasan awal bagi terciptanya sumber daya manusia  yang cerdas sehingga siswa dituntut untuk memahami aspek kehidupan.
            Kami harap petunjuk ini akan memberikan bantuan yang sangat berharga bagi para pembaca makalah in.
Demikianlah persenbahan dari kami.

Garut,  Oktober 2010

           Penulis,











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..                        i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….                        ii
BABA I PENDAHULUAN ……………………………………………….                        1
A.    Latar Belakang Masalah ………………………………………..            1
B.     Tujuan …………………………………………………………..            1
BAB II PEMANSAN GLOBAL ………………………………………….                        2
A.    Pengertian dan Penyebab Pemanasan Global …………………..            2
B.     Dampak dari Pemanasan Global ………………………………..            2
C.     Cara Penanggulangan Pemanasan Global ………………………            6
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………..                        8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar